Semakin bertambah umur, hati ini semakin sensitif menghadapi hiruk pikuk kehidupan. Ketika sepi melanda, bayang-bayang tentang masalalu hadir dan teringat bahwa dulu diri ini pernah tidak diterima oleh sekelompok orang yang cara berpikirnya berbeda. Aku mungkin paling lemah diantara mereka semua. Saat begitu banyak cacian aku tidak dapat melakukan apa-apa. Hanya air mata yang bisa mengobati perihnya hati.
Tapi saat merasa terluka dan tidak diterima, Tuhan mengirimkan aku seseorang yang ternyata membutuhkan aku untuk dikuatkan. Saat kita bersama kita merasa kuat. Saat kita terpisah kita merasa lemah. Tidak banyak orang yang bisa menerima sifatku yang kadang pemarah tapi kadang terlalu sensitif dan menangis tiba-tiba. Oleh sebab itu aku hanya memilih sedikit orang untuk aku kategorikan sebagai sahabat.
Waktu aku di sekolah dasar, aku merasa di jauhi banyak orang karena sifatku. Aku mengikuti sebuah organisasi barulah aku merasa bahwa aku mempunyai teman. Tapi selepas dari itu aku tetap merasa sendirian. Aku masih ingat dulu ada temanku yang uang jajannya lebih banyak dari anak-anak yang lain. Dia membawa sebatang coklat dan dibagikannya coklat mahal itu ke semua anak-anak di dpan kelas tapi hanya aku yang tidak mendapat potongan coklat itu. Sedih sekali.
Ketika ku di SMP aku memilih menyibukan diri disebuah organisasi. Aku bersyukur banyak orang yg bisa menerimaku walau ada segelincir orang yang kadang tidak menyukai ku. Itu wajar saja karena begitulah manusia, tidak semua bisa menerima kita apa adanya. Teman-teman satu kelas di SMP jauh berbeda dengan teman-teman ku di bangku sekolah dasar, mungkin cara berpikirnya sudah mulai dewasa. Dan saat itulah aku mulai merasa bagaimana rasanya mempunyai banyak teman tanpa perlu berpura-pura.
Saat SMK, aku kembali dihadapkan dengan berbagai macam karakter yang berbeda. Aku tidak tahu, aku nyaman-nyaman saja berada di antara mereka. Tapi bukan berarti aku tidak pernah merasa terluka. Terkadang perasaan semacam itu sering muncul di dalam dada. Seperti yang sudah ku bilang tadi, saat kita merasa terluka Tuhan mengirimkan aku orang yang mampu menyembuhkan luka ku dan menerima aku apa adanya, yang sampai detik ini aku sebut sebagai sahabat. Dari mereka aku belajar banyak hal, dari mereka aku belajar bagaimana cara memahami cara berpikir orang lain, dari mereka aku menemuka sesuatu yang aku tidak pernah temukan sebelumnya, dari mereka aku mendapatkan motivasi untuk tetap semangat menjalani proses kehidupan selanjutnya. Karena merekalah aku tidak pernah merasa sendirian dan merasa selalu dihargai walau kadang cara mereka memberikan nasehat membuat aku seketika tidak berharga tapi setelah itu aku siap bangkit. Kalian bisa bayangkan bagaimana hebatnya mereka?
Ya, terimakasih Tuhan telah pertemukan aku dengan mereka yang mampu menerima aku dan sifatku apa adanya tanpa memaksa aku untuk menjadi begini dan begitu.
#30DWC #DAY16
ulululuuuuuuuuuuuuuu... :*
BalasHapus:')
BalasHapusbro apa kabarnya bro?
HapusHahaha ...........
BalasHapusCiyeeeeh
BalasHapusCiyye udah jadi penulis skrng ya ayy
BalasHapus