Hujan pukul 18.00 itu membuat hati ku galau. Aku masih di kantor tapi harus buru-buru memutuskan ke kampus atau tidak. Rasanya malas sekali harus berbasah-basahan. Malam hari apalagi sedang hujan lebih nyaman di rumah bersama keluarga minum secangkir kopi atau teh tubruk di temani nasi goreng buatan ibu.
Apalah dayaku. Aku sudah berkomitmen untuk memilih jalan ini.
Akhirnya setelah lama termenung aku memutuskan untuk berangkat ke kampus karena hujan sudah sedikit reda. Saat dalam perjalanan kira-kira 10 menit di jalan, hujan bertambah deras dan aku memutuskan untuk berteduh. Tidak sengaja berhenti di depan rumah makan. Akhirnya mampir untuk makan karena hanya berdiri menunggu hujan reda tapi tidak melakukan apa-apa sepertinya hanya membuang waktu.
Sampai di kampus hanya ada 5 orang Mahasiswa yang datang tapi aku memaksa dosenku untuk tetap melaksanakan kuliah karena merasa percuma sudah hujan-hujanan tapi harus pulang kerumah karena tidak ada mahasiswanya. Dan dosenku pun menyetujui untuk tetap mengajar.
Aku dan teman-teman ku tetap semangat mengikuti pelajaran walaupun kedinginan dan baju basah. Kalau di pikir-pikir kami ini hebat sekali. Pagi cari uang. Malam kuliah. Sampai di rumah selesaikan tugas. Tidur larut malam. Bangun pagi lagi untuk bekerja. Begitu seterusnya. Kantor, kampus, rumah. Kantor, kampus, rumah. Hehe
Aku menyebutnya manusia multi talenta.
Mereka ingin tetap kuliah tapi tidak ingin merepotkan orang tua. Luar biasa.
Walaupun aku tau mungkin banyak juga orang yang sedang berjuang untuk diri mereka sendiri. Ya... hidup memang tentang perjuangan. Perjuangan versiku ya seperti ini.
Semoga semua orang yang sedang berjuang untuk dirinya dan untuk orang lain diberikan kemudahan atas segala urusannya.
Aamiin ..
O iya .. aku masih tetap mencoba berkomitmen untuk tetap menulis selama 30 hari.
SEMANGAT
Komentar
Posting Komentar