Semangatku terasa terenggut.
Setiap pagi hanya air mata yang mengalir
di pipi. Bukan… bukan. Bukan karena aku menyesal harus mengerjakan pekerjaan
rumah yang biasa ibu lakukan di rumah. Bukan karena harus bangun pagi karena
harus mencuci piring, mencuci baju, menyapu, mengepel, memberi makan ayam,
masak air hangat untuk menyeduh susu, memasak nasi, dan masih banyak lagi list
pekerjaan yang biasa ibu kerjakan di rumah.
Aku sedih bukan karena hal itu.
Aku sedih dan sadar bahwa pekrerjaan ibu itu begitu banyak. Tidak terbatas dan
tidak pernah ada henti-hentinya. Selama ini aku terlalu sibuk dengan duniaku
sendiri tanpa pernah memperhatikan bahwa begitu banyak pekerjaanmu. Mungkin
Tuhan menginginkan ibu beristirahat sebentar dan melupakan sebentar saja
tentang pekerjaan rumah.
Aku malu bu, malu sekali rasanya.
Masih suka mengeluh begini dan begitu. Padahal pekerjaan ibu begitu banyak.
Sudah 3 hari aku harus menyaksikan ibu merintih kesakitan karena asam urat yang
meningkat sangat tinggi. Perih sekali bu rasanya.
Aku tidak bisa melakukan apa-apa.
Saat ibu menangis, hati terasa begitu tersayat. Nafasku begitu sesak dan tidak ada yang bisa aku lakukan selain
menangis.
LEKAS SEMBUH IBU, sumber
semangatku. Sumber energy terkuat dalam hidupku. Sumber kekuatan ku. Motivasi
terbesar dalam hidupku. Penyumbang dana terbesar sejak aku bayi sampai dengan
detik ini. Sumber obat dari segala macam penyakit. Koki terhebat sejagat raya.
Manager keuangan paling luar biasa.. Laut dan langit tempatku berlindung. Makhluk Tuhan yang sangat sempurna yang tidak
terukur kekuatannya.
Sungguh tiada kata yang bisa aku
ucapkan selain maaf karena telah merepotkanmu selama ini dan terima kasih atas
segala kesediaan mu memberikan kasih dan sayang yang tidak pernah ada hentinya.
Semoga Allah selalu senantiasa melindungi mu.
Lekas sembuh Ibu…
Siti Ayuni..
30DWC day 22
Komentar
Posting Komentar