Langsung ke konten utama

TATAPAN ITU (2)

“tolong yah…” pinta laki-laki yang sudah tidak muda lagi sambil memberikan sebuah gunting kuku. Dia meminta aku untuk memotongkan kuku jari tanggannya.

“biasanya, Fitriya(anak bungsunya) yang potongin kuku saya. Karna sedang hamil dia jadi belum sempat kesini”

Aku mengambil gunting kuku dan mendekat kepadanya sambil memperhatikan jari jemarinya yang sudah keriput. Kuku-kukunya sudah panjang. Dia bilang kadang suka sakit jika digunakan untuk menggaruk. Aku tidak mengerti apa yang membuat kukunya sangat sulit di potong. Guntingnya yang tidak tajam atau kukunya yang terlalu tebal. Seksekali dia meledekku. Katanya aku ini lemah. Potong kuku kakek-kakek saja tidak bisa. Aku hanya tersenyum memandang matanya. Meski sudah tua dia masih sering bercanda.

Dia adalah kakekku, ayah dari ayahku. Umurnya kira-kira sudah 80 tahun lebih, aku tidak tahu umur spesifiknya yang jelas dia sudah sangat tua. Semenjak sakit beberapa bulan lalu kaki kirinya menciut yang menyebabkan dia sedikit kesulitan berjalan sekarang. Tapi tubuhnya tampak lebih gemuk. Karena semenjak sembuh dari sakit dia sangat lahap makan.

Dia pernah mengatakan kalau kakinya tidak sakit dia ingin sekali berjualan atau mencari pekerjaan agar tidak hanya diam di rumah. Sejak muda si kakek memang seorang yang pekerja keras hampir semua pekerjaan bisa beliau kerjakan. Pernah beternak, berdagang, pijat dan masih banyak lagi. Aku bangga dan malu, aku  yang masih muda terkadang malas-malasan bekerja. Tapi beliau yang sudah tua saja berharap masih bisa bekerja. SALUT!

Senyumnya mirip sekali dengan senyuman almarhum ayah ku yang sudah meninggal 4 tahun lalu. Jika rindu kadang aku datang temui beliau untuk sekedar mampir atau berbincang ringan. Meski kadang pembicaraan kita tidak nyambung karena telinganya sudah sedikit kesulitan untuk mendengar, kadang harus sedikit mengeraskan suara jika ingin berbicara dengan dia. Tapi hal itu tetap saja tidak menghilangkan selera humornya yang tinggi.

Kakek  masih senang bercanda dengan cucu dan cicitnya. Semoga beliau sehat selalu. Beliau pernah meminta aku untuk cepat-cepat menikah. Katanya takut umurnya tidak sampai. Karena pengganti wali nikah setelah ayahku adalah kakek. Aku hanya mengiyakan saja. Padahal dia tidak tahu kalau cucunya ini masih jomblo. Eh jomblo gak yah??. Hehe. Semoga beliau panjang umur dan bisa menyaksikan aku pakai toga kemudian menikah. Ihiw… kok ihiw sih aamiin maksudnya. Aamiin…

Siti Ayuni
#30DWC

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Flashback

Semakin bertambah umur,  hati ini semakin sensitif menghadapi hiruk pikuk kehidupan. Ketika sepi melanda, bayang-bayang tentang masalalu hadir dan teringat bahwa dulu diri ini pernah tidak diterima oleh sekelompok orang yang cara berpikirnya berbeda. Aku mungkin paling lemah diantara mereka semua. Saat begitu banyak cacian aku tidak dapat melakukan apa-apa. Hanya air mata yang bisa mengobati perihnya hati. Tapi saat merasa terluka dan tidak diterima, Tuhan mengirimkan aku seseorang yang ternyata membutuhkan aku untuk dikuatkan. Saat kita bersama kita merasa kuat. Saat kita terpisah kita merasa lemah. Tidak banyak orang yang bisa menerima sifatku yang kadang pemarah tapi kadang terlalu sensitif dan menangis tiba-tiba. Oleh sebab itu aku hanya memilih sedikit orang untuk aku kategorikan sebagai sahabat. Waktu aku di sekolah dasar, aku merasa di jauhi banyak orang karena sifatku. Aku mengikuti sebuah organisasi barulah aku merasa bahwa aku mempunyai teman. Tapi selepas dari itu aku teta

Lillahi ta'ala dalam Sholat

Assalamualaikum warahmatullaahi wabarakatuh Hari ini saya ingin bercerita sedikit mengenai sholat . Tadi subuh saya mendengar kultum di salah satu stasiun TV swasta, kira-kira pak Ustadz nya bilang begini " banyak orang yang melaksanakan sholat karena ingin mendekatkan diri kepada Allah. Tapi banyak juga orang yang melaksanakan sholat karena mereka ingin berlari dari Allah" Yang dimaksud melaksanakan sholat karena ingin berlari dari Allah disini adalah mereka yang mengerjakan sholatnya agar gugur kewajiban mereka sebagai orang muslim.  Dan mksdnya menjauh dari Allah adalah, ibadah yang mereka kerjakan tidak diniatkan " lillahi ta'ala" tapi hanya ingin disebut bahwa mereka Islam dan terbilang muslim yang taat (dimata manusia) yang melaksakan rukun Islam tanpa punya niat Lillahi ta'ala. Astagfirullah .... Seketika saya berpikir, saya termasuk kedalam golongan yang mana? Hati saya perih seketika. Jangan-jangan saya termasuk kedalam golongan orang yang mela

Wanita Penikmat Kopi

Hari ini ingin sedikit bercerita tentang seorang wanita yang baru saja saya kenal di awal Agustus tahun 2016 lalu. Beda usia dia kira-kira 4 tahun lebih muda dari pada saya. Kesan pertama saat pertama kali berjumpa cukup baik, pertemuan kami diawali dengan sebuah jabatan tangan dan ciri khas saya saat pertama kali bertemu dengan orang yang baru saya kenal “hai” atau “Halo”. Saat itu dia hanya membalas sapaan saya dengan senyuman. Saya berkenalan dengan dia karena saya dikenalkan oleh seorang teman yang hobi mendaki gunung, jadi saat itu kami bersama-sama mendaki gunung Prau selama 3 hari. Singkat cerita, setelah pendakian gunung berakhir pertemanan kami tidak ikut berakhir juga. Kami masih sering main bersama walau hanya sekedar berbincang dan memesan secangkir kopi. Mamay bercerita bahwa dia sangat suka dengan kopi. O iya, namanya adalah Nurul Humaira saya biasa memanggilnya Mamay. Jadi kali ini saya akan menceritakan tentang mengapa dan sejak kapan Mamay mulai menggemari kopi.