Langsung ke konten utama

POSITIFKAN SUGESTIMU !

Seberapa besar kah pengaruh sugesti terhadap hal yang akan terjadi di dalam diri kita?

Pada kesempatan kali ini saya ingin menyampaikan beberapa pengalaman saya tentang sugesti dan pengaruhnya dalam kehidupan saya pribadi khususnya.

Jadi begini..

Hidup itu tergantung dari sisi mana kita melihatnya. Jika kita memandang sesuatu dari sisi kebaikan maka baik pula lah hal tersebut. Tapi jika kita memandang dari sisi keburukan maka buruklah hal tersebut.

Contohnya saat saya bekerja melihat tumpukan map yang sangat tinggi di atas meja membuat saya malas untuk menyelesaikannya. Karena saya hanya melihat dari tinggi dan rendahnya tumpukan itu. Padahal saat dikerjakan terasa ringan tidak sampai dua jam saya sudah bisa menyelesaikan pekerjaan kantor saya dengan tepat waktu.  Padahal jika dilihat dari sisi positif, tebalnya tumpukan map saya karena memang sudah mendekati akhir tahun jadi semua map-map di tahun 2016 menjadi sangat tebal untuk menyimpan arsip-arsip dari bulan Januari sampai dengan November jadi bukan karena pekerjaan saya yang banyak. hanya map-nya saja yang tebal.

Bercerita sedikit tentang sugesti. Saya pernah mendaki sebuah gunung pada bulan Agustus lalu. Saat baru memulai perjalanan saya melihat susunan tangga untuk menuju puncak gunung. Belum apa-apa saya sudah menghela napas dan bertanya dalam hati “O my God tingggi banget ini tangganya. Kayanya gak sanggup ni” kalian tau apa yang terjadi setelah kalimat itu terucap dalam hati saya?

Yup lima menit saya mendaki napas saya sesak, kepala saya pusing dan perut saya mual, alhasil saya merepotkan semua teman-teman saya karena saya memuntahkan semua makanan dan minuman yang ada di dalam perut saya. Padahal saat isi simaksi saya sangat antusias dan bersemangat untuk mendaki.

Kemudian semangat saya kembali membara saat ada sugesti dari bebrapa sahabat saya. Saya tidak cukup spesifik mengingat kata-katanya sih tapi yang saya ingat adalah “itu lihat tuh cewek (sambil menunjuk salah satu teman saya) badannya kurus, kecil, mendaki gunung pake rok, tasnya gede banget dibandingkan sama tas kamu. Tapi lihat dia jalan paling lincah diantara kita semua. Masa kamu kalah. Ayo semangat” setelah beristirahat sebentar akhirnya saya melanjutkan perjalan. Walaupun tetap payah karena salah satu teman saya membawakan tas saya sampai ke puncak gunung. huhu..

Jadi pandangan kita terhadap sesuatu adalah sugesti untuk diri kita sendiri, seperti yang sudah saya jelaskan diatas jika kita memandang sesuatu buruk maka sesuatu itu akan terlihat buruk. Begitu juga jika kita memandang sesuatu baik, maka sesuatu itu akan terlihat baik.

Itulah sedikit pengalaman saya tentang sugesti. Meskipun kadang saya masih sering berpikir negatif tentang seseorang atau tentang sesuatu tapi saya saelalu belajar untuk memperbaiki diri saya agar tetap positif terhadap apapun itu dan mendapatkan hasil akhir yang tidak mengecewakan diri sendri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Flashback

Semakin bertambah umur,  hati ini semakin sensitif menghadapi hiruk pikuk kehidupan. Ketika sepi melanda, bayang-bayang tentang masalalu hadir dan teringat bahwa dulu diri ini pernah tidak diterima oleh sekelompok orang yang cara berpikirnya berbeda. Aku mungkin paling lemah diantara mereka semua. Saat begitu banyak cacian aku tidak dapat melakukan apa-apa. Hanya air mata yang bisa mengobati perihnya hati. Tapi saat merasa terluka dan tidak diterima, Tuhan mengirimkan aku seseorang yang ternyata membutuhkan aku untuk dikuatkan. Saat kita bersama kita merasa kuat. Saat kita terpisah kita merasa lemah. Tidak banyak orang yang bisa menerima sifatku yang kadang pemarah tapi kadang terlalu sensitif dan menangis tiba-tiba. Oleh sebab itu aku hanya memilih sedikit orang untuk aku kategorikan sebagai sahabat. Waktu aku di sekolah dasar, aku merasa di jauhi banyak orang karena sifatku. Aku mengikuti sebuah organisasi barulah aku merasa bahwa aku mempunyai teman. Tapi selepas dari itu aku teta

Lillahi ta'ala dalam Sholat

Assalamualaikum warahmatullaahi wabarakatuh Hari ini saya ingin bercerita sedikit mengenai sholat . Tadi subuh saya mendengar kultum di salah satu stasiun TV swasta, kira-kira pak Ustadz nya bilang begini " banyak orang yang melaksanakan sholat karena ingin mendekatkan diri kepada Allah. Tapi banyak juga orang yang melaksanakan sholat karena mereka ingin berlari dari Allah" Yang dimaksud melaksanakan sholat karena ingin berlari dari Allah disini adalah mereka yang mengerjakan sholatnya agar gugur kewajiban mereka sebagai orang muslim.  Dan mksdnya menjauh dari Allah adalah, ibadah yang mereka kerjakan tidak diniatkan " lillahi ta'ala" tapi hanya ingin disebut bahwa mereka Islam dan terbilang muslim yang taat (dimata manusia) yang melaksakan rukun Islam tanpa punya niat Lillahi ta'ala. Astagfirullah .... Seketika saya berpikir, saya termasuk kedalam golongan yang mana? Hati saya perih seketika. Jangan-jangan saya termasuk kedalam golongan orang yang mela

Wanita Penikmat Kopi

Hari ini ingin sedikit bercerita tentang seorang wanita yang baru saja saya kenal di awal Agustus tahun 2016 lalu. Beda usia dia kira-kira 4 tahun lebih muda dari pada saya. Kesan pertama saat pertama kali berjumpa cukup baik, pertemuan kami diawali dengan sebuah jabatan tangan dan ciri khas saya saat pertama kali bertemu dengan orang yang baru saya kenal “hai” atau “Halo”. Saat itu dia hanya membalas sapaan saya dengan senyuman. Saya berkenalan dengan dia karena saya dikenalkan oleh seorang teman yang hobi mendaki gunung, jadi saat itu kami bersama-sama mendaki gunung Prau selama 3 hari. Singkat cerita, setelah pendakian gunung berakhir pertemanan kami tidak ikut berakhir juga. Kami masih sering main bersama walau hanya sekedar berbincang dan memesan secangkir kopi. Mamay bercerita bahwa dia sangat suka dengan kopi. O iya, namanya adalah Nurul Humaira saya biasa memanggilnya Mamay. Jadi kali ini saya akan menceritakan tentang mengapa dan sejak kapan Mamay mulai menggemari kopi.