Langsung ke konten utama

Mengenang mu (Sahabat terbaik)



Semua terasa beda…
Waktu begitu cepat berlalu…
Kita sekarang sudah sampai di semester 7 loh…
Sebentar lagi Nah…

Perih sekali hati ini menerima nyata bahwa kita harus berpisah. Anak-anak suka mengeluhkan “Coba ada Annah” “Coba aja tidak secepat ini Annah pergi”

Maaf Nah bukan tidak Ikhlas. Tapi rasanya masih belum percaya bahwa Annah udah…..


Hmmm..

Sejak semester 1 kita bareng-bareng, baper-baperan, jalan-jalan bareng ke Taman bunga adalah jalan-jalan terjauh kita ya Nah. Setiap liburan akhir semester kamu, aku, Endah, Mila, Wika, Rukmi dan Dilla selalu jalan bareng untuk makan di Mall deket kampus. Uangnya dari tabungan yang kita kumpulin setiap hari dengan nominal seribu rupiah, ya walaupun paling banyak tabungannya hanya mengahasilkan seratus ribu. Tapi lumayan buat beli jajanan cantik. Hehe

Walaupun aku tidak terlalu dekat dengan kamu tapi ya tetap saja merasa kehilangan sosok yang selalu menjadi penasehat dan pemberi saran terbaik di kelas. Kalau ada mata kuliah yang nggak aku ngerti biasanya suka Tanya-tanya sama Annah. Walaupun aku gak dapet jawabanya langsung dari kamu. Kamu adalah orang yang selalu membuat aku berpikir tanpa harus menyebutkan jawaban dari sebuah pertanyaan tapi kamu selalu memberikan clue yang tepat sampai pada akhirnya aku mengerti.

Sekarang tidak ada yang lebih kamu butuhkan selain doa ya Nah, semoga kamu masuk surganya Allah, karena aku yakin kamu adalah orang yang sangat baik. Nanti kalau kamu masuk surga jangan lupa cari aku yah. Katanya teman yang Shalihah bisa membawa temannya ke Surga. Aamiin …

Siti Ayuni

30DWC day20

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Flashback

Semakin bertambah umur,  hati ini semakin sensitif menghadapi hiruk pikuk kehidupan. Ketika sepi melanda, bayang-bayang tentang masalalu hadir dan teringat bahwa dulu diri ini pernah tidak diterima oleh sekelompok orang yang cara berpikirnya berbeda. Aku mungkin paling lemah diantara mereka semua. Saat begitu banyak cacian aku tidak dapat melakukan apa-apa. Hanya air mata yang bisa mengobati perihnya hati. Tapi saat merasa terluka dan tidak diterima, Tuhan mengirimkan aku seseorang yang ternyata membutuhkan aku untuk dikuatkan. Saat kita bersama kita merasa kuat. Saat kita terpisah kita merasa lemah. Tidak banyak orang yang bisa menerima sifatku yang kadang pemarah tapi kadang terlalu sensitif dan menangis tiba-tiba. Oleh sebab itu aku hanya memilih sedikit orang untuk aku kategorikan sebagai sahabat. Waktu aku di sekolah dasar, aku merasa di jauhi banyak orang karena sifatku. Aku mengikuti sebuah organisasi barulah aku merasa bahwa aku mempunyai teman. Tapi selepas dari itu aku teta

Lillahi ta'ala dalam Sholat

Assalamualaikum warahmatullaahi wabarakatuh Hari ini saya ingin bercerita sedikit mengenai sholat . Tadi subuh saya mendengar kultum di salah satu stasiun TV swasta, kira-kira pak Ustadz nya bilang begini " banyak orang yang melaksanakan sholat karena ingin mendekatkan diri kepada Allah. Tapi banyak juga orang yang melaksanakan sholat karena mereka ingin berlari dari Allah" Yang dimaksud melaksanakan sholat karena ingin berlari dari Allah disini adalah mereka yang mengerjakan sholatnya agar gugur kewajiban mereka sebagai orang muslim.  Dan mksdnya menjauh dari Allah adalah, ibadah yang mereka kerjakan tidak diniatkan " lillahi ta'ala" tapi hanya ingin disebut bahwa mereka Islam dan terbilang muslim yang taat (dimata manusia) yang melaksakan rukun Islam tanpa punya niat Lillahi ta'ala. Astagfirullah .... Seketika saya berpikir, saya termasuk kedalam golongan yang mana? Hati saya perih seketika. Jangan-jangan saya termasuk kedalam golongan orang yang mela

Wanita Penikmat Kopi

Hari ini ingin sedikit bercerita tentang seorang wanita yang baru saja saya kenal di awal Agustus tahun 2016 lalu. Beda usia dia kira-kira 4 tahun lebih muda dari pada saya. Kesan pertama saat pertama kali berjumpa cukup baik, pertemuan kami diawali dengan sebuah jabatan tangan dan ciri khas saya saat pertama kali bertemu dengan orang yang baru saya kenal “hai” atau “Halo”. Saat itu dia hanya membalas sapaan saya dengan senyuman. Saya berkenalan dengan dia karena saya dikenalkan oleh seorang teman yang hobi mendaki gunung, jadi saat itu kami bersama-sama mendaki gunung Prau selama 3 hari. Singkat cerita, setelah pendakian gunung berakhir pertemanan kami tidak ikut berakhir juga. Kami masih sering main bersama walau hanya sekedar berbincang dan memesan secangkir kopi. Mamay bercerita bahwa dia sangat suka dengan kopi. O iya, namanya adalah Nurul Humaira saya biasa memanggilnya Mamay. Jadi kali ini saya akan menceritakan tentang mengapa dan sejak kapan Mamay mulai menggemari kopi.